Delapan Cakades di Bolo, Deklarasi Pilkades Damai -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Delapan Cakades di Bolo, Deklarasi Pilkades Damai

Thursday, October 25, 2018



Delapan Cakades di Bolo Saat mendeklarasikan Pilkades Damai pada Rabu (24/10)

Bima, Bima Today.- Sebanyak delapan orang Calon Kepala Desa (Cakades) yang ada di tiga desa di Kecamatan Bolo, melaksanakan deklarasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) damai pada Rabu (24/10).

Deklarasi Pilkades damai oleh delapan Cakades, berlangsung di aula kantor pemerintah Kecamatan Bolo yang dihadiri oleh pihak Kepolisian Resor (Polres) Bima Kabupaten.

"Memang benar, delapan orang Cakades di tiga desa di wilayah Kecamatan Bolo, melaksanakan deklarasi Pilkades damai pada Rabu (24/10) kemarin,"aku Camat Bolo, Mardianah, SH, saat dikonformasi di ruang kerjanya pada Kamis (25/10).

Dikatakannya, dari delapan orang Cakades tersebut terdiri dari empat orang Cakades Desa Kara, dua orang Cakades Timu serta dua orang Cakades Darussalam.

"Empat orang Cakades Kara yaitu, Asikin, SE, Fuadi (Incumbent), Khaeruddin, Amiruddin. Sedangkan dua orang Cakades Timu yaitu, Arsyad Hdj dengan Fikri, S. Amd, dua orang Cakades Darussalam yaitu, Abdurahman H. Emon dengan Syahbuddin, S.Pd,"sebut Mardianah.

Lanjutnya, selain melaksanakan deklarasi Pilkades damai, delapan Cakades di tiga desa tersebut, juga menandatangani kesepakatan Pilkades yang aman dan damai. "Tujuannya, untuk menyiptakan Kamtibmas Kecamatan Bolo yang aman dan kondusif baik itu saat, tengah dan terlebih lagi pascapelaksanaan Pilkades pada 20 Desember 2018 mendatang,"terangnya.

Untuk itu, dharapkan pada seluruh Cakades yang ada, agar dapat menginformasikan pada masyarakat di masing-masing desa. Terutama, pada para pendukung masing-masing bahwa telah dilakukan deklarasi Pilkades damai,"pintanya.

Selain itu, Mardianah, juga mengimbau pada seluruh lapisan masyarakat yang ada, khususnya warga yang ada  di tiga desa yang melaksanakan Pilkades di akhir tahun ini, untuk tetap menjaga Kamtibmas Kecamatan Bolo,"harpnya.

"Beda pilihan dalam sebuah pesta demokrasi, adalah sebuah hal yang lumrah terjadi. Tapi, jangan jadikan perbedaan pilihan tersebut, sebagai ajang untuk memutuskan tali silaturrahmi diantara satu sama lain, karena kita semua adalah bersaudara,"jelas Mardianah. (BT01).