𝐌𝐀𝐒 𝐀𝐧𝐮𝐠𝐞𝐫𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐥𝐚𝐫 𝐌𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐁𝐡𝐮𝐦𝐢 𝐒𝐚𝐬𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐆𝐮𝐛𝐞𝐫𝐧𝐮𝐫 𝐍𝐓𝐁 -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

𝐌𝐀𝐒 𝐀𝐧𝐮𝐠𝐞𝐫𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐥𝐚𝐫 𝐌𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐁𝐡𝐮𝐦𝐢 𝐒𝐚𝐬𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐆𝐮𝐛𝐞𝐫𝐧𝐮𝐫 𝐍𝐓𝐁

Thursday, December 11, 2025

Deklarasi Gunung Rinjani 2025 dalam gelar Festival Budaya Lombok Mirah Sasak Adi yang dirangkaikan dengan Milad ke-30 MAS, di Golong Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (10/12/2025). 




MATARAM, BIMA TODAY.--- Majelis Adat Sasak (MAS) menganugerahkan Gelar Adat Manggala Bhumi Sasak kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, sekaligus melakukan Deklarasi Gunung Rinjani 2025 dalam gelar Festival Budaya Lombok Mirah Sasak Adi yang dirangkaikan dengan Milad ke-30 MAS, di Golong Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (10/12/2025). 


Perayaan ini mengangkat satu pesan besar yakni "memperkuat konsolidasi dan soliditas kesasakan dalam spirit sebumbung, sewirang, sejukung".


Gubernur Dr. Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, terima kasih dan apresiasi atas penghargaan yang diberikan MAS. Dia menilai gelar tersebut merupakan bentuk kepercayaan sekaligus komitmen MAS dalam mendorong hadirnya pemimpin yang mampu membawa NTB mendunia.


“Bukan hanya sebagai putra Sasak, tetapi memimpin dan mengayomi seluruh masyarakat NTB. NTB adalah rumah bagi semua orang, dengan agama dan suku yang berbeda untuk bersama-sama mendunia,” ujarnya.


Gubernur Iqbal menegaskan, gelar Manggala juga mengandung amanat untuk menjaga kelestarian alam. “Menjadi seorang pemimpin bukan hanya memimpin rakyat, tetapi juga memimpin sungai, gunung, dan laut yang harus dilindungi. Itu bagian dari kepemimpinan dalam tradisi Sasak,” jelasnya.


Ia menambahkan, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap penguatan budaya, mulai tahun 2026 Pemprov NTB akan membentuk Dinas Kebudayaan tersendiri.


“Ini komitmen pengarusutamaan budaya. Budaya bukan hanya tradisi, tetapi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan pemerintah,” pungkasnya.


Sementara itu, Pengerakse Agung MAS, Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan, SH., MH., menekankan, betapa pentingnya posisi gubernur dalam struktur sosial-budaya masyarakat Lombok. Menurutnya, Gubernur tidak hanya memegang jabatan formal sebagai kepala daerah dan wakil pemerintah pusat, tetapi juga memiliki mandat moral untuk mengayomi masyarakat adat.


“Gubernur harus menjaga situs sejarah, melindungi cagar budaya, serta merawat kemalik dan ruang-ruang sakral di Lombok,” ujarnya.


Dirinya menjelaskan pula makna gelar yang diberikan yang diuraikan sebagai Manggala, artinya pemerintah, bumi artinya tempat berpijak. Pemimpin harus menjaga Ubi-Bene dan Ubi-Patria, hubungan antara pemimpin, tanah, dan adat istiadat. 


Menurut Lalu Sajim, seorang pemimpin yang tercerabut dari budaya lokal akan mudah mengalami guncangan, baik dalam menjalankan pemerintahan maupun dalam jati dirinya sebagai manusia Sasak.


“Adat itu penyangga. Jika akar budaya hilang, maka hilang pula keseimbangannya,” tegasnya.


Melalui festival dan perayaan Milad ke-30 ini, MAS ingin memastikan regenerasi pemimpin formal maupun adat tetap berpijak pada nilai dasar masyarakat Lombok: kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan kepada leluhur.


Acara ini juga menjadi simbol persatuan dengan hadirnya Kajati NTB, Danrem 162/Wira Bhakti, unsur adat, tokoh lintas etnis, perwakilan pemerintah, camat, dan kepala desa dan tamu undangan lainnya.(BT01/kominfotikntb)