Lagi Gas Elpiji Dinilai Langka dan Harga "Meroket" -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Lagi Gas Elpiji Dinilai Langka dan Harga "Meroket"

Tuesday, August 6, 2024

Gas Elpiji Untuk Masyarakat Yang Berekonomi lemah.



BIMA, BIMA TODAY.--- Sudah kesekian kalinya harga Gas Elpiji yang 3 Kg dinilai langka. Belum lagi harganya sangat melambung tinggi dan dinilai "selangit atau meroket".


Keluhan itu seperti  yang disampaikan oleh Dedi Ahmad, warga Desa Rato, Kecamatan Bolo yang seakan "menangis histeris" Karana harganya melambung tinggi. Pasalnya, harga gas elpiji sekarang yang 3 Kg bisa Rp 50- 70 ribu,"akunya saat dikonfirmasi pada Rabu (07/08/2024) di Cabang Donggo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB.


Masalah langka, kata Dedi, terkait penurunan gas elpiji oleh distributor pada agen bisa memberikan 5-10 biji satu KK. Itu belum lagi diberikan pada tingkat pengecer yang ada, pengusaha ayam potong dan lainya sebagainya. "Saya kira itulah sebabnya gas elpiji yang 3 Kg dinilai langka oleh kita selaku masyarakat,"ungkapnya.


Dari yang diberikan sekian oleh agen, lanjut Dedi, hingga berimbas dari harganya selangit yang bisa menembus seharga Rp 50-70 ribu. Masyarakat terpaksa membeli, daripada tidak sama sekali untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. "Meski harganya selangit masyarakat tetap membeli,"jelasnya.


Disamping itu juga, penyebab kelangkaan gas elpiji adalah dimanfaatkan oleh orang-orang yang berekonomi menengah ke atas. Sedangkan gas Elpiji yang 3 Kg adalah subsidi dari pemerintah untuk masyarakat yang berekonomi lemah. "Inikan sudah bercampur aduk yang mengambil gas elpiji yang 3 Kg,"kesalnya.


Untuk itu, diharapkan pada pemerintah melalui Dinas Perindag Kabupaten Bima, bisa meminimalisir terkait gas elpiji ini baik itu masalah harga maupun dinilai langka,"pintanya.


Sementara itu, Dinas Perindag Kabupaten Bima, melalui Kabid Perdagangan, Juraidin, ST, Msi, mengatakan, terkait langka dan meroketnya harga, pada pekan kemarin kita sudah rapat di kantor wilayah Kecamatan Bolo dengan mengundang semua pangkalan yang ada. Saat ini PT. Pertamina melalui agennya sudah melakukan penambahan penyaluran di wilayah Bolo. "PT. Pertamina sudah melakukan penambahan di wilayah Bolo. Tapi kenapa justru dinilai langka dan harga meroket oleh masyarakat,"herannya melalui via telepon.


Diharapkan, bagi masyarakat ekonomi menengah ke atas untuk tidak menggunakan LPG subsidi, tetapi menggunakan LPG non subsidi berupa tabung 5,5 kg dan 12 kg. "Jangan menggunakan hak masyarakat kecil dan ini perlu di kroscek di lapangan,"tutupnya. (BT01)