BIMA, BIMA TODAY.---Pasca Komisi Pemilihan umum (KPU) Kabupaten Bima mengumumkan hasil seleksi Calon Anggota Panitia Pemungutan suara (PPS) se-kabupaten Bima Nomor 174/PP.04.1-Pu/5206/4/2023 tentang Penetapan Hasil Seleksi Calon Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Pemilihan Umum Tahun 2024 dalam Wilayah Kabupaten Bima tidak "becus".
Pasalnya, beberapa peristiwa dari hasil seleksi PPS banyak indikasi- indikasi yang janggal yang seharusnya tak terjadi. Semula dari nilai tes tertulis dirinya mendapatkan nilai pertama. Lalu, disisi lain tes wawancara dan komputer penilaian tidak diperlihatkan, inikan aneh dan tidak becus,"kata Ketua BPD Desa Leu, Kecamatan Bolo, Muhlis, pada Selasa (24/01/2023) malam.
Lanjutnya, kalaupun aturan awal dari seleksi, proses penilaian baik dari tes tertulis, wawancara dan komputer harus disosialisasikan angka penilaian biar kami mengetahui bagaimana potensi dan pengaruh untuk kelolosan. "Inikan tidak sama sekali dan itulah yang menjadi pertanyaan dalam hati kita,"herannya.
Senada dengan salah satu peserta dari Kecamatan Madapangga, dia sangat menyayangkan hal ini terjadi. Apalagi tes wawancara itu, dirinya sangat menguasai bahkan di desa dirinya sebagai operator Desa. Masa tidak bisa, bahkan penilaian tes tertulis dirinya meraih point nomor 2 dari 7 peserta yang ikut. "Dirinya meraih poin ke dua dari tujuh peserta yang ikut, coba bayangkan dirinya merasa ada king kalikong,"tanyanya.
Lanjutnya, dirinya bukan kecewa atas tidak lolos. Akan tetapi hanya ingin mengetahui hasil penilaian wawancara serta tes komputer dibanding peserta yang diatasnya. "Dia mendapatkan urutan keenam, ini yang membuat dirinya tidak menerima hasil dari tes PPS,"kesalnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar ke depan tidak terjadi lagi hal hal seperti ini. Apalagi ada banyak indikasi di beberapa desa yang lolos PPS ada diduga keluarga komisioner KPUD. "Untuk apa tes, langsung saja diloloskan keluarganya sendiri,"pungkasnya. (BT01)