Foto Bersama Kepala BPBD Kabupaten Bima, M. Chandra Kusuma, M. Ap.
BIMA, BIMA TODAY.---Islamic Relief bersama LP2DER sebagai mitra lokal yang saat ini tengah melaksanakan program pengendalian perubahan iklim pada Senin (01/08/2022) memprakarsai Pertemuan Koordinasi dan Pemetaan Kerjasama Aktifitas Pelaksanaan Program "Building Community Resilience Against Climate Change (BUCRACCE) Islamic Relief USA dengan pemerintah Kota dan Kabupaten Bima serta stakeholder lainnya di ruangan PUSDALOPS BPBD Kabupaten Bima.
Pada pertemuan yang mengundang Pimpinan Komisi III DPRD Kabupaten Bima, Pejabat Kodim 1608/Bima, Polres Bima Kota, Polres Bima, Kepala OPD dan Kepala Bagian terkait Lingkup Pemkab Bima dan Kepala BKPH Maria Donggo Masa tersebut, Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Bima, M. Chandra Kusuma AP, mengatakan, bahwa dalam mengantisipasi perubahan iklim perlu berkolaborasi dan mewujudkan visi menuju Kabupaten Bima yang Ramah dan Aman.
Disisi lain juga, perlu ada keberlanjutan program melalui pengembangan dan replikasi dari sejumlah kemitraan yang sudah dilakukan sehingga ke-depan melalui pengembangan program tersebut, kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dan aman dari bencana. "Saya tegaskan, kesejahteraan masyarakat yang utama dari bencana,"tandasnya mengulang yang dikutip oleh Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Bima Suryadin SS, Msi, pada Senin (01/08/2022).
Koordinator Islamic Relief Pulau Sumbawa Rizki, memaparkan, program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan serta mengubah perilaku masyarakat di 10 komunitas terpilih dalam mengelola hutan kemasyarakatan dan lahan kritis sekitar 250 hektar melalui pertanian ramah iklim dan terintegrasi yang berkeadilan gender, di Kabupaten Bima terdapat penambahan lokus dari tiga desa menjadi 13 desa.
"Program ini akan berjalan sampai bulan Oktober 2023. Masyarakat dapat berubah dari yang semula berperilaku sebagai pemicu resiko bencana iklim (climate induced disaster risk driver) menjadi pengurang resiko bencana iklim(climate induced disaster risk reducer). Sehingga dalam jangka panjang akan tercipta keseimbangan antara produktivitas hutan dan lahan untuk menopang ekonomi masyarakat, meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat, dan kembalinya fungsi hutan dan lahan sebagai paru-paru dunia". terangnya.
Dalam sesi Diskusi yang dipandu Gunawan S.Si (Kepala Bidang BPBD), Direktur LP2DER Bambang Yusuf mengatakan, bahwa terjadinya alih fungsi lahan dari tanaman umur panjang ke tanaman semusim turut memberi kontribusi pada perubahan iklim. "Perubahan iklim berdampak pada terjadinya bencana dan keterpurukan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada upaya bersama dalam antisipasi perubahan iklim dan penanggulangan risiko bencana,"tegasnya.
Senada dengan Bambang, Darwis (LP2DER) mengatakan, kesadaran dan keterampilan serta mengubah perilaku melalui kegiatan pertanian yang ramah iklim. Namun demikian, kata Darwis, tantangannya adalah terjadinya perambahan hutan, munculnya bencana hidrometeorologi, kerugian ekonomi, terus berkurangnya sumber mata air dan bencana kekeringan. "Diperlukan aktivitas yang mendorong munculnya ketahanan dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan kebencanaan,"pungkasnya.
Sesi diskusi juga mendengarkan pemaparan dua anggota DPRD Kabupaten Bima Saiful dan M.Sidik, Kapten Gusti (KODIM 1608/Bima), Kompol Herman (Kabag OPS Polres Bima) dan beberapa peserta lainnya yang menghadiri pertemuan koordinasi tersebut. (BT01/Humaspro).