BIMA, BIMA TODAY.--- Sekitar ratusan aliansi petani bawang merah asal Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, "mengepung" kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima pada Kamis (16/11/2021), sekitar pukul 11: 30 WITA.
Aksi tersebut dilakukan petani, karena anjloknya harga bawang merah yang terjadi sejak Juli tahun 2021 lalu. Harga bawang merah persatu kilogram seharga sangat murah sekali yakni kisaran harga antara Rp 6 ribu sampai Rp 10 ribu.
Korlap aksi, Nisfulain mengatakan, harga seperti ini sangat mencekik petani bawang merah. Karena selain harga anjlok petani kesusahan menjual hasil pertanian lantaran tidak adanya pembeli.
“Harga sudah anjlok, ditambah lagi dengan bawang merah tidak ada peminat,”tuturnya.
Terkait hal ini, sangat disayangkan sikap Legislatif dan Eksekutif karena masih berdiam diri dan tidak mau memperhatikan keadaan petani. Selain itu, harga jual bawang merah yang terus menurun, para petani semakin tidak berdaya dengan harga pestisida yang terus merangkak naik. Pupuk subsidi dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dari harga Rp 112.500 Per sak, kemudian dijual dengan harga yang variatif mulai dari Rp 150 ribu per sak sampai Rp. 200 ribu per Sak.
“Pemerintah sama sekali tidak pro terhadap petani, karena tidak melihat jeritan hati para petani,”tudingnya.
Untuk itu, kita mendesak pemerintah segera menstabilkan harga bawang merah, memastikan serapan hasil pertanian melalu intervensi pasar. Selain itu, mendesak Bupati Bima untuk segera membangun gudang bawang di Kabupaten Bima.
“Kita juga meminta pemerintah segera membuat Perda stabilitas harga obat pestisida, Herbisida, Fungisida dan harga obat-obatan yang terkait dengan produksi bawang merah,”harapnya.
Sementara itu, Jendral Lapangan Aksi, Fathun, diharapkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bima dan DPRD Kabupaten Bima untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kelangkaan pupuk subsidi dan penjualan pupuk subsidi yang tidak sesuai dengan HET.
Kemudian meminta Bupati Bima dan DPRD Kabupaten Bima untuk menindak tegas dan memberikan sanksi kepada setiap agen penjual pupuk subsidi yang menjual di atas HET.
“Kami juga meminta pihak kepolisian untuk melakukan investigasi kepada pihak pengecer yang menjual pupuk subsidi di atas HET, meminta pemerintah Daerah Kabupaten Bima dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengawal peredaran seluruh produk obat-obatan pestisida, Herbisida, Fungisida dari semua PT yang menerapkan harga yang melambung tinggi,"bebernya.
Selain itu, dirinya juga meminta pada Pemerintah, harus memboikot seluruh produk obat-obatan pestisida, Herbisida, Fungisida dari semua PT yang menjual dengan harga yang tidak dapat dijangkau oleh petani serta mendesak Bupati Bima agar segera melakukan koordinasi dengan Gubernur NTB, KEMENTAN RI, Kementrian Perdagangan RI, Presiden RI, Distributor dan agen.
“Jika beberapa tuntutan kita tidak diindahkan, maka kita tidak akan beranjak di depan kantor Pemkab Bima dan tidak menutup kemungkinan akan menguasainya,"ancamnya.
Sekitar pukul 13:40 WITA, massa aksi masih menunggu kedatangan Bupati Bima untuk menanggapi aspirasi aliansi petani bawang merah. Sementara di lokasi tersebut Kapolres Kabupaten Bima bersama ratusan anggota berjaga – jaga mengamankan suasana.
Sebelumnya, sekitar pukul 11.10 WITA massa aksi yang berasal dari Kecamatan Belo itu menghadang jalan lintas Bima – Dompu hingga terjadi kemacetan panjang, sekaligus mengakibatkan antrian panjang. (BT01)