Akibat Banjir, Irigasi DAM Pela Cempaka Tertimbun Tanah -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Akibat Banjir, Irigasi DAM Pela Cempaka Tertimbun Tanah

Friday, February 21, 2020


Saluran irigasi yang penuh lumpur dan humus.

BIMA, BIMA TODAY.- Akibat intensitas curah hujan yang tinggi di sekitaran Desa Simpasai, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, belakangan ini, mengakibatkan beberapa titik saluran irigasi yang mengairi persawahan warga Desa Pela, Simpasai, Sie dan Tangga, telah tertimbun tanah dan material lainnya.

Terlihat, sepanjang saluran irigasi dan dibeberapa titik memang terjadi pendangkalan saluran irigasi akibat sedimentasi yang terbawa arus banjir.

Ketua P3A Tolo Donggo, Zainul Arifin S.Sos, mengatakan, jika hal ini tidak secepatnya diatasi, maka petani yang ada disekitaran jalur irigasi ini bisa terancam gagal panen. Apabila keadaan masih terus seperti ini, otomatis MH2 nanti tidak ada yang bisa menanam.

Karena petani yang ada di sepanjang saluran irigasi DAM Pela Cempaka, sangat bergantung pada kelancaran air yang ada pada saluran ini, saat ini petani hanya mengharapkan air hujan untuk mengairi tanamannya, dan dibantu juga oleh mesin pompa air.

"Kalau hujan ini tidak turun hingga bulan april 2020 nanti, dikhawatirkan akan ada ancaman gagal tanam pada MH2,"ungkapnya.

Lanjut dia, sebagai ketua Kelompok P3A Tolo Donggo di So La Moti Desa Simpasai yang menaungi PCP1 dan PCP2 sepanjang saluran irigasi ini berharap,  pada BWS dan Dinas terkait, untuk segera menyikapi permasalahan ini.

"Kita minta pada BWS dan dinas terkait, untuk membantu persoalan ini. Sehinggan, ancaman gagal panen tidak terjadi,"harapnya.

Menurutnya, keadaan yang paling parah adalah di So La Moti, saluran Irigasinya tertimbun sedimen sekitar 250 meter. Selama dua tahun terakhir ini, petani yang tergabung dalam P3A Tolo Donggo, melakukan gotong royong penggalian saluran irigasi secara manual dan rasanya tidak sanggup. "Pekerjaan ini, membutuhkan alat berat untuk menggali kembali saluran yang tertimbun," ungkapnya.

Kades Simpasai Drs.Irfan Hasan, yang ditemui di kantornya, berharap akan ada tindaklanjut dari Dinas PUPR Kabupaten Bima serta BWS yang ada disekitar pulau Sumbawa selaku yang menaungi perawatan sungai yang ada dalam wilayah kerjanya.

"Petani selama ini hanya melakukan penggalian secara manual saja, pekerjaan ini membutuhkan alat berat, mengingat saluran yang tertimbun sepanjang lebih kurang 500 Meter,"harapnya.

Ditempat terpisah, Kepala UPT Dinas PUPR, Abdul Latif SH, saat di konfirmasi melalui HP mengatakan, memang ada beberapa titik saluran yang tertimbun tanah akibat banjir gunung. Sehingga sedimentasi saluran sangat parah,"jelasnya.

"Kami sudah mengusulkannya di Kabupaten untuk segera dicarikan solusinya. Kita selaku dinas terkait akan melakukan konfirmasi juga dengan pihak BWS agar secepatnya bisa diselesaikan dengan cepat," pungkasnya (BT01).