![]() |
Warga Desa Pandai, Kecamatan Woha. |
BIMA, BIMA TODAY.- Sejumlah warga Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, berbondong-bondong menanam padi dan pohon pisang sepanjang jalan lintas Pandai-Risa yang berlumpur, pada Rabu (12/2/2020). Hal itu dilakukan sebagai bentuk ptotes warga terhadap janji Pemerintah Daerah yang tidak ditepati untuk aspal.
Kepala Desa Pandai H. Puasa, menjelaskan, aksi warga menanam padi dan pohon pisang di jalan ini, karena kondisi jalan sudah ditutup lumpur mulai dari jalan Negara hingga diujung Desa Pandai.
"Warga menanam padi dan pohon pisang di jalan yang berlumpur akibat banjir kemarin. Aksi ini sebagai bentuk protes warga Kepada Bupati tidak menepati janji," jelas dia.
Kata dia, hujan berturut-turut mengakibatkan banjir, dan membawa lumpur pegunungan hingga memasuki jalan raya dan pemukiman warga setinggi lutut orang Dewasa.
"Lingkungan Desa Pandai sejak kemarin digenangi air dan banjir setinggi lutut orang dewasa. Bahkan sepanjang jalan sudah tertutup lumpur terbawa banjir,"ujarnya.
Lanjut dia, masyarakat menagih janji Bupati Bima, dalam perjanjian yang didengar langsung masyarakat, akan diaspal 2020 ini,
"Janji itulah yang ditagih masyarakat, tapi sebelumnya saya sudah sampaikan langsung ke Bupati, Kadis PU dan Camat untuk segera merealisasikan janji itu,"jelasnya
Karena peristiwa ini bersentuhan langsung dengan masyarakat, pihaknya tidak bisa melarang untuk tidak melakukan aksi tanam pisang dan padi. Hal ini juga menjadi kebutuhan masyarakat.
"Saya tidak bisa melarang, karena lumpur menutup semua badan jalan ini masalah bagi masyarakat banyak. Tapi saya sudah koordinasi dengan UPT PUPR, pemeliharaan jalan sedang dalam tahap pelelangan dan akan dikerjakan paling lambat April 2020,"tuturnya.
Dia mengakui, bila musim tiba, meski pihaknya sudah mengeruk sungai, tapi akibat tinghinya debit air dari arah utara, sehingga lumpur dan puing kayu terbawa hingga masuk pemukiman.
"Kami sangat berharap dapat teratasi oleh Pemerintah dengan mengaspal jalan, dan melakukan pengalihan sungai," harap dia. (BT01)