Tim Inovasi Diminta Perkenalkan Modul Pembelajaran 'Transisi Bahasa' -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Tim Inovasi Diminta Perkenalkan Modul Pembelajaran 'Transisi Bahasa'

Saturday, September 29, 2018


Tim Inovasi Kabupaten Bima, saat melakukan Uji Coba Modul pembelajaran Transisi Bahasa.

Bima, Bima Today. - Kabupaten Bima diidentifikasi memiliki tantangan dalam pendidikan anak sekolah dasar dalam bidang literasi numerasi. Hal ini, dikarenakan penggunaan bahasa ibu (Nggahi Mbojo) yang lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas, sementara buku pelajaran dan ujian siswa dalam Bahasa Indonesia.

"Menjawab tantangan tersebut , Program Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan literasi numerasi di Indonesia (INOVASI) untuk Anak Sekolah Indonesia diminta untuk lebih memperkenalkan modul pembelajaran ‘Transisi Bahasa’ sebagai jembatan bahasa untuk para generasi bangsa,” terang Communications Officer INOVASI Bima, Stella Puteri. Di kantor INOVASI Bima, pada Jum’at (28/9) kemarin. 

Dijelaskan Stella, dengan empat unit materi yang mencakup  bahasa lisan, bunyi bahasa dan huruf, bahasa Ibu dan kedekatan emosional. Modul ini,  membimbing para guru mengaplikasikan penggunaan Bahasa Indonesia secara bertahap dengan perpaduan bahasa ibu dalam proses pembelajaran, ”jelasnya saat menggelar uji cob modul jembatan Bahasa di SDN Inpres Kananga , Kecamatan Bolo pada Jumat (14/9) pekan lalu.

Terobosan ini, kata Stella, merupakan hasil kerja keras para Fasilitator Daerah (Fasda) yang terpilih dan terlatih melalui program rintisan literasi Gerakan Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar (GEMBIRA),”ungkapnya.

Uji coba modul, difasilitasi empat orang Fasilitas Daerah (Fasda)  program dan diikuti oleh guru dan kepala sekolah perwakilan dari SDN Inpres 02 Kananga , SDN 1 Sila, MIN 6 Bima dan SDN 6 Sila, yang juga merupakan sekolah mitra imbas program INOVASI.

Untuk memastikan efektivitas kegiatan, turut hadir mendampingi, ahli linguistik, Johnny Tjia, yang selama ini membantu menyusun modul terkait. Johnny,  menggarisbawahi pentingnya observasi kelas tindak lanjut untuk memastikan guru mengaplikasikan penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses belajar,”terang Stella.

“Diharapkan, pengembangan metode transisi bahasa ini diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia secara bertahap tanpa harus memaksakan diri langsung mengerti Bahasa Indonesia dan menghilangkan bahasa ibu (Mbojo),”tandas Stella, yang dikutip Kabid Komunikasi Publik dan Diseminasi Informasi Diskominfostik Kabupaten Bima, Suryadin, Msi. (BT01)