Parang Dari Warga Parado Wane. |
Namun pertemuan tersebut tidak jadi dilaksanakan. Disebabkan karena terjadi ketegangan antara perwakilan warga dari Desa Tolotangga dan Desa Parado Wane yang mengakibatkan adanya korban luka dari warga kedua desa yaitu, Baharudin (25) Tahun, Islam, Petani, Alamat RT 09 Desa Parado Wane mengalami luka robek pada kepala bagian atas akibat terkena lemparan batu. Husni (29) Tahun, Islam, Petani, alamat RT 12 Desa Parado Wane, mengalami luka gores pada siku tangan kanan akibat terkena lemparan batu. A. Rais, (46 ) Tahun, Islam, Petani, alamat RT 15 Desa Parado Wane, mengalami luka robek pada kepala bagian atas akibat diduga dipukul oleh Habibi, warga Desa Tolotangga dengan menggunakan batu.
Selain itu, Salahudin (30) Tahun, Islam, Petani, alamat Desa Tolotangga Kecamatan Monta, terkena lemparan batu di bagian badan. "Itulah sejumlah korba yang mengalami sejumlah luka dibalik aksi tersebut,"tutur Kapolres Melalui Humasnya IPTU. Hanafi, pada Rabu (26/6).
Adapun permasalahan yang terjadi antara warga Desa Tolotangga dengan Desa Parado Wane yaitu, adanya Kawasan Hutan Tutupan Negara (HTN) yang berlokasi di watasan Desa Tolotangga dengan Desa Parado Wane yang merupakan sumber mata air DAM Tolotangga yang dibabat oleh warga Desa Parado Wane untuk dialih fungsikan menjadi ladang tempat menanam jagung.
Kata Hanafi, pada Minggu (23/6), telah terjadi pembakaran pondok milik warga Desa Parado Wane di Kawasan Hutan Tutupan Negara tersebut yang diduga dilakukan oleh sekelompok warga Desa Tolotangga, hingga membuat warga Desa Parado Wane, marah,"jelasnya..
Kronologisnya, saat warga Desa Parado Wane datang di kantor Camat Monta dengan menggunakan dua unit mobil truck dan empat unit mobil Pickup, warga Parado Wane mengeluarkan bahasa "Mana orang Desa Tolotangga" yang didengar oleh Habibi, warga Desa Tolotangga menanyakan kepada warga Desa Parado Wane, "Ada apa dengan warga Parado Wane ini datang banyak orang dan sambil menanyakan dan mencari warga Desa Tolotangga, apa kalian warga Parado Wane mau datang ribut","ujarnya.
Lanjut Hanafi, tba-tiba turun warga Desa Parado Wane dari mobil Truck dan Pickup langsung mengeroyok Habibi, yang pada saat dikeroyok merasa tidak imbang, akhirnya Habibi mengambil batu dan langsung memukul salah satu warga Desa Parado Wane A. Rais dibagian kepala,"tuturnya.
Melihat A. Rais, dipukul, warga Desa Parado Wane langsung berkumpul dan dua orang warga Desa Parado Wane (belum teridentifikasi identitasnya) mengeluarkan parang dan ingin menganiaya Habibi. Namun dengan sigap personel Polsek Monta dan Subsektor Wilamaci yang pada saat itu sedang berada dilokasi langsung mengamankan parang tersebut dan berusaha melerai keributan antar kedua warga desa tersebut.
"Sehingga warga Desa Parado Wane, berkumpul dijalan raya dan warga Desa Tolotangga, hingga sempat terjadi aksi saling lempar batu yang mengakibatkan dua orang warga Desa Parado Wane, Baharudin dan Husni terkena lemparan batu. Namun aksi tersebut, tidak berlangsung lama karena dengan cepat langsung dilerai oleh pihak keamanan,"jelas Hanafi.
Kemudian pada pukul 11.00 WITA, personel Sat Sabhara dan Sat Intelkam Polres Bima yang dipimpin langsung Kabag Ops KOMPOL. Jamaluddin, S.Sos, dan personel Polsek Woha yang dipimpin oleh Kapolsek IPTU. Edy Prayitno, tiba di Kantor Camat Monta, dan menghimbau kepada warga Desa Parado Wane untuk membubarkan diri dan kembali ke Parado, tapi warga Desa Parado Wane, tidak mau sampai Habibi, dan warga lainnya diamankan ke Polres Bima berikut parang dari warga Parado Wane juga diamankan.
"Barang Bukti (BB) berupa parang dari warga Parado Wane, juga kita amankan," pungkas Hanafi. (BT01)