Oknum Guru Minta Nasi Kotak |
Suasana itu, spontan menjadi sorotan publik, baik dari peserta rapat maupun awak media yang liput saat itu.
Pasalnya, akibat kurangnya konsumsi yang disediakan pihak pantia, salah seorang dewan pendidik asal SMPN 6 Soromandi, Ridwan, S. Pd ngamuk. Tidak saja itu, oknum guru tersebut mengeluarkan pernyataan pahit yakni menyebut Dunia Pendidikan di Kabupaten Bima goblok.
"Saya tujuh tahun dirantau, tidak pernah menjumpai hal semacam ini. Masa rapat skala kabupaten tidak menyediakan konsumsi sesuai jumlah peserta, tradisi seperti ini tidak boleh dipelihara karena sangat memalukan," ujar dewan guru asal Soromandi itu ketika acara istrahat pada Kamis (31/1).
Mestinya kata Ridwan, mengingat semua unsur pimpinan Dinas Dikpora ikut dalam rapat, pihak panitia harus hitung matang - matang segala sesuatunya, bukan bobrok seperti ini.
"Bukan saja saya masih banyak Kasek lain yang tidak kebagian nasi kotak, hanya saja mereka enggan berkomentar," tutur dia.
Jika apa yang dikatakan oleh saya saat ini mencoreng dunia pendidikan yang kita cintai bersama, saya selaku dewan pendidikan asal Soromandi siap mempertanggung jawabkan, karena tradisi seperti ini harus hilang dari permukaan.
"Kalau ada yang keberatan atas pernyataan saya, silahkan ketemu dengan saya," tegasnya.
Ketua Panitia Rapat Pendidikan Daerah Kabupaten Bima, Ico Rahmawati, S. Pd, M. Pd, yang dikonfirmasi saat itu juga mengatakan, jumlah peserta rapat sesuai undangan yakni sebanyak 600 orang. Namun realita yang hadir saat itu melebihi jumlah undangan.
"Peserta yang hadir sangat banyak. Sehingga persedian konsumsi tidak memenuhi," ujarnya.
Lanjut dia, terkait anggaran konsumsi sumbernya dari patungan semua Kasi yang ada di Dinas Dikbudpora, bukan dikumpul melalui Kasek dan lainnya.
Kita akui jumlah peserta tidak sesuai persedian konsumsi. Tapi hal itu tidak diduga karena kebanyakan peserta yang hadir tanpa diundang.
Sehingga, antisipasi yang dilajukan saat itu terpaksa kita menambah nasi kotak, namun karena telat datang dari tempat pesanan, peserta yang tidak diundang harus rela menunggu.
"Walau pun ada peserta tambahan yang tidak tercakup dalam undangan. Kita menambah jumlah porsi yakni memesan ulang," tutur Ico.
Terkait ada oknum guru yang ngamuk menggunakan mikrofon karena tidak kebagian makanan. Pihaknya tidak membantah kejadian itu, tapi yang jelas orang itu tidak diundang untuk ikut rapat.
"Ya memang ada orang yang ngamuk gara gara tidak dapat nasi kotak. Tapi kita tidak mengenalnya, apakah dia dewan guru, Kasek atau siapa. Bahkan kita menduga orang itu sengaja membuat gaduh saja," ungkap dia.
Sementara Plt. Kadis Dikbudpora Kabupaten Bima, Drs. H. Taufik Hak, MSi mengaku kesal dengan ulah oknum tersebut. Pasca kejadian tersebut, pihaknya langsung memanggilnya dan memberi teguran keras.
"Saya langsung panggil oknum tersebut yakni sekaligus membina dihadapan umum," tukas dia.
Pihaknya tidak mengenal orang itu, bahkan merasa asing karena baru kali ini melihat wajah guru atau Kasek seperti itu.
"Saya tidak mengenal oknum guru tersebut. Karena baru kali ini melihatnya," tutup H. Taufik.(BT02)